Menyandang julukan “Heaven on Earth”, Indonesia memiliki sumber daya alam dan mineral berlimpah dan beragam yang menyimpan potensi luar biasa.
Melimpahnya sumber daya alam juga memperkuat alasan pentingnya rencana hilirisasi industri pemerintah Indonesia agar meningkatkan nilai tambah hasil bumi yang ditambang.
Salah satu hilirisasi industri yang menjadi fokus pemerintah adalah pengembangan baterai kendaraan listrik berbasis nikel kelas 1, mengingat Indonesia merupakan negara dengan cadangan nikel terbesar yang diperkirakan mencapai 21 juta ton (dalam bentuk laterit), sebagian besar dalam bentuk limonit.
Ironisnya, banyak sekali ore nikel limonit yang saat ini terbuang dan tidak dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan nikel kelas 1. Solusi yang dapat menjadi jalan keluar bagi permasalahan ini terletak pada teknologi pengolahan dan pemurnian nikel kelas 1.
Perkembangan teknologi berbasis Hidrometalurgi saat ini telah terbukti mampu mengolah nikel kelas 1 dari ore limonit laterit. Namun, dengan harga mesin dan peralatan yang bernilai ratusan juta dolar, serta biaya operasional yang tinggi, menjadi hambatan nyata bagi banyak pihak.
Faktor pencemaran lingkungan juga menjadi salah satu tantangan terbesar bagi industri pengolahan nikel. Pembuangan limbah nikel ke laut dalam dalam beberapa proyek hidrometalurgi dinilai meningkatkan tingkat kerusakan lingkungan di wilayah Indonesia.
Teknologi pengolahan nikel yang ada saat ini belum memiliki sistem pengelolaan limbah terintegrasi yang efektif untuk meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan.
STAL Technology™ menjawab tantangan-tantangan industri pengolahan nikel saat ini dengan menghadirkan inovasi teknologi Hidrometalurgi yang mampu mengekstraksi nikel dan kobalt dari lapisan limonit hingga saprolit secara efektif dan efisen dengan biaya investasi yang terjangkau tanpa dampak negatif terhadap lingkungan.